Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengusulkan ayat sapaan ‘Assalamualaikum’ digantikan dengan ‘salam Pancasila’.

Bercakap dalam satu wawancara bersama Detik.com, Yudian memberitahu perlunya ada satu ayat sapaan yang universal di Indonesia, sesuai dengan kepelbagaian agama dan kaum di sana. “Kalau kita memberi salam, setidaknya harus ada [salam] yang sesuai dengan kelima-lima agama,” kata beliau.

Menurut bekas rektor Universitas Islam Negeri (UIN) ini, sebelum reformasi semua rakyat Indonesia bertegur sapa dengan ‘selamat pagi’.

“Tapi sejak Reformasi, ia diganti dengan assalamualaikum di mana-mana tanpa peduli kepada orang Kristian atau Hindu.”

“Ia mencapai titik ekstrem apabila sekarang kita mempunyai 5-6 jenis salam mengikut agama masing-masing. Ini menjadi masalah baru.”

Yudian yang baru dilantik menjadi Ketua BPIP oleh Presiden Jokowi pada 5 Februari lepas menjelaskan salam Pancasila dibuat untuk menyatupadukan rakyat Indonesia berbilang kaum. BPIP adalah badan kerajaan yang ditubuhkan untuk menyemai benih perpaduan nasional melalui ideologi Pancasila.

“Sekarang [5-6 jenis salam berbeza mengikut agama] ditemukan oleh salam Pancasila.”

“Maksud [salam Pancasila] sudah jelas. Ia untuk meminta izin kepada orang dan mendoakan orang supaya selamat.

“Kalau bahasa Arabnya kan assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Ada hadis yang mengatakan kalau jumpa orang duduk masa tengah berjalan, maka anda harus ucapkan salam. Ini bermakna salam adalah cara beradaptasi dalam situasi sosial.

“Jadi dalam situasi sosial di awam, cukuplah kita menggunakan kesepakatan nasional ketika menyampaikan salam – misalnya ‘salam Pancasila’.”

Anda boleh lihat wawancara ahli akademik pengajian Islam berusia 59 tahun ini dalam video di bawah:

Apa itu salam Pancasila?

Salam Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri di Bogor pada 12 Ogos 2017.

Salam Pancasila dilakukan dengan mengangkat lima jari di atas bahu dengan lengan tegak lurus. Simbolik mengangkat lima jari di atas bahu itu adalah sebagai simbol penghormatan seluruh rakyat indonesia terhadap lima sila Pancasila.

Salam Pancasila diilhamkan daripada ucapan salam Presiden pertama Indonesia, Sukarno yang menyampaikan ‘salam merdeka’ setiap kali berada dalam urusan negara kepada semua rakyat pelbagai agama.

“Melihat keadaan sekarang ini, salam Pancasila yang diadaptasi dari salam merdeka tetap relevan. Ketika ini ada banyak orang yang mengucap salam yang spesifik kepada agama, tetapi perbuatannya tidak memberi kedamaian kepada penganut agama lain,” jelas BPIP.

Reaksi rakyat Indonesia

Berdasarkan hasil tinjauan Rencah lihat di media sosial, ramai rakyat Indonesia masih kekok untuk menggunakan salam Pancasila sebagai ayat sapaan dalam kehidupan seharian. Video di bawah adalah salah satu contohnya:

Maka tak hairanlah usul Yudian Wahyudi itu mendapat reaksi negatif daripada majoriti rakyat Indonesia di media sosial.

https://twitter.com/itsmeajalah_2/status/1231117307604193280
https://twitter.com/Zulkiflilubis71/status/1232855013359116288
https://twitter.com/mrrafiofficial/status/1231395978927673345

Baca juga artikel kami yang lain mengenai Indonesia: